Sunday, March 05, 2006
Catatan tiga poeloeh sembilan
Townsville, 5 Maret 2005
Masih terasa penatnya perjalanan pulang dari Orpheus. Penatnya pekerjaan yang telah dilakukan. Pekerjaaan penunjang penelitian memakan waktu 50 persen dari penelitian itu sendiri. Namun pekerjaan penunjang itu memakan tenaga lebih 80 persen dari keseluruhannya. Pekerjaan penunjang itu adalah mengangkat kerang mutiara dari panels yang ditempatkan di long line, membersihkan kerang mutiara yang telah ditumbuhi fouling menahun dan mengembalikannya ke long line. Untungnya, hasil yang kudapat bisa membayar tenaga yang terkuras.
Meninggalkan pulau Orpheus sebetulnya sama saja seperti hari-hari lalu, meninggalkan kenangan satu episode. Meninggalkan malam-malam bersama senter mencari ular yang pernah ku temui, meninggalkan laboratorium yang menemaniku sendiri dengan musik klasik berbaur dengan lagu-lagu Ruth Sahanaya, Dido, The Corrs dan well...kawan-kawan cyberku (Dennie, Aga, Elis van bet van betty van Tjap Tjay dan Surya) yang menemani malamku saat entry data. Namun kenangan satu episode itu akan ku ulangi lagi di masa-masa mendatang, saat ku datang lagi di pulau itu, melakukan hal yang sama... Meninggalkan Orpheus adalah meninggalkan mimpi yang agak buruk saat mandi dengan air yang terbatas dan toilet cemplungnya walaupun ditutupi dengan kalimat ”you are using an organic toilet...”..hiii... Meninggalkan Orpheus juga adalah menambah pengalamanku dengan The Challenger yang menerjang lautan sendiri bersama skipper-nya.
Lelahku bertambah ketika harus terus berpegangan kuat saat The Challenger menerjang gelombang. Aneh memang, selat yang sesempit itu namun kadang berombak besar dan menakutkan. Apalagi saat musim cyclone. Sesampainya di Taylor’s beach, Lucinda akupun harus memulai perjalanan dua jam-ku ke Townsville. Mengemudi kendaraan sendiri, tanpa kawan.. oh tidak... maksudku aku ditemani Kla Project pemberian Icha (Putu Liza), sang pujangga dibalik Antheia, she knows what I like. Kulintasi Bruce Highway. Highway yang dipenuhi oleh Billboard “Rest or Rest in Peace” dan sejenisnya. Akupun mengindahkannya, karena aku memang ngantuk... sebelum akhirnya kutemui istri dan anakku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment