Wednesday, December 15, 2010

Catatan seratoes enam poeloeh empat


Suasana hati ini begitu tak menentu tapi sungguh menyenangkan
Tak menentu karena banyak yang simpang siur di jalan hidupku namun menyenangkan karena setidaknya ada momen yang membekas dan tentu saja membahagiakan
Godaan untuk kembali ke luar negeri cukup kuat. Godaan untuk kembali ke mimpi-mimpi yang pernah hilang. Walau tak bisa dipungkiri ada banyak kebosanan juga di sana, namun kemapanan dan kepastian arah hidup lebih 'terarah' dan 'pasti' di sana. Kuyakin banyak yang akan mencibir. Namun, kuakui bahwa mungkin ranah kompetisi hidupku bukan dengan para pencibir atau dengan anak negeri. Aku kalah dengan mereka. Tapi, aku malah mensyukurinya. Supaya aku memiliki alasan yang kuat untuk berkompetisi dengan 'orang luar'. Alasan ini sayangnya tak ada hubungannya dengan kebanggaanku atas negeriku. Rasa banggaku tak pernah runtuh. Karena, rasa bangga terlalu jauh hubungannya dengan mencari kepastian masa depan. Nasionalisme belum tentu mendukung kepastian masa depan namun kepastian masa depanku akan memperkaya nasionalisme. Apa beda dengan para ex-patriats yang mengemis di negaraku? Tanya ke mereka bila mereka tak mengagumi negaranya? Bahkan banyak di antara mereka yang memerah anak bangsa kita demi menyalurkan obsesi serakah mereka yang tak bisa dilakukan di negaranya sendiri. Indonesia menjadi surga para pelarian para bajingan. Mulai dari para pecinta anak-anak, sampai pada mereka yang hobi berteriak stupid, d*mned, f*ck dan foolish dan segala perbendaharaan cacian kepada anak bangsa.  Para bajingan tersebut juga kuyakin bangga terhadap negaranya! Kurasa aku juga seperti mereka dalam beberapa hal. Bedanya, mereka tak suka kemapanan yang ditawarkan negaranya , tak suka dengan hukum yang ditawarkan negaranya dan mencari tempat yang longgar! Negaraku? Sayangnya menjadi surga bagi mereka.