Saturday, February 11, 2006

Catatan tiga poeloeh doea

3 hari menjelang Valentine's Day 2006 Salah satu keunggulan dari ciptaan Tuhan adalah: Tuhan tidak menciptakan orang yang sama dalam berpandangan. Bila sejak semula orang memiliki pandangan yang sama (Adam dan Hawa, misalnya) maka peradaban bumi kita sangat lamban. Atau barangkali peradabannya sudah hancur sejak dahulu, ataupun sebaliknya sudah lebih maju dari sekarang. Karena semua argumen hanya berujung pada satu kutub. Beragamnya pandangan para ciptaan bagaikan pelangi yang indah dan taman bunga yang beraneka warna, dan bukan menciptakan dominasi warna bagaikan peluluh warna pakaian.

2 comments:

Anonymous said...

Perbedaan memanglah seperti pedang bermata dua. Di satu sisi ia menjadi dinamisator peradaban manusia. Tapi di sisi lain, ia menjadi kerikil dan sumber konflik dalam relasi antar manusia.

Lalu, ketika Tuhan menciptakan variasi dalam kehidupan manusia-- warna kulit, ras, bahasa, keyakinan--apakah Tuhan sedang bermain-main dengan ciptaanNya. Atau apakah perbedaan tercipta karena eksperimen penciptaan manusia oleh Tuhan. Seperti guyonan dalam mitologi Indian tentang Manitou. Saat Manitou akan meniptakan manusia, ia mengambil tanah liat yang kemudian dirupa menjadi manusia. Lalu patung tersebut dibakar. Karena terlalu lama dalam perapian, patung tersebut menjadi terlalu hitam. "Jadilah orang Afrika" demikian orang Indian bercerita. Karena trauma dengan penciptaan pertama, manitou lebih berhati-hati lagi dalam proses pembakaran. Sayangnya, kehati-hatian tersebut membuat tanah tembikar terlalu cepat diangkat dan berwarna kepucatan. "Jadilah orang Eropa" kata orang Indian. Berbekal dua pengalaman tersebut, proses pengapian ketiga menghasilkan patung dengan dengan pembakaran sempurna. Dan, ia pun berwarna kemerahan. "Jadilah orang Indian" mereka berteriak.

Tentu kita tidak mengatakan Tuhan seperti pematung pemula yang menciptakan keragaman secara tak sengaja. Tentu ia tahu konsekuensi akan adanya perbedaan. Kita pun tahu. Dan itulah takdir dunia: laki-laki--wanita, malam--siang, baik--buruk, yin--yang dst. Itulah yang menjadikan dunia kita indah. Seindah melihat matahari terbit di sisi Magnetic Island (ini mah pendapat pribadi, karena selalu melihat matahari terbit di sebelah timur Townsville. Maklum, buruh early morning). Kita harus bisa menjadikan dan memaknai perbedaan sebagai sumber energi positif dalam perkembangan peradaban manusia.

So, jadilah berbeda. "Kagak tau ah! Gelap!.@#%*&()*!~~%$^::&

goestaf said...

You got my point. I like it! btw... untung mataharinya muncul di sebelah Magie ya? kalau di atas Magie itu mah udah kesiangan...hehehehe...