Wednesday, October 15, 2008

Catatan seratoes lima poeloeh

Betapa senang menjadi orang Australia, natal tahun ini adalah natal terbesar, well setidaknya bagi sebagian orang. Hampir lima milyar dollar Australia disiapkan Perdana Menteri Kevin Rudd sebagai Dana Penyelamatan akibat krisis ekonomi global (beritanya ada disini). Uang sebanyak itu ternyata akan dibagikan kepada para pensiunan, keluarga dan individual yang memiliki pendapatan menengah ke bawah, insentif bagi anak, bahkan sampai membantu pembeli rumah segala. Bila kuuraikan disini kupikir akan memicu iri sebagian warga bangsaku. Sehingga aku cenderung ingin menyikapi komitmen pemimpinnya daripada sorak sorai sebagian warga Australia yang mendapatkan rejeki nomplok. Ternyata komitmennya sama saja dengan pemimpin Indonesia. Aktualisasinya (kayaknya) sama juga. Bedanya: Australia memiliki cadangan modal besar, Indonesia tidak! Sehingga menghambur-hamburkan uang untuk kesejahteraan warga (atau juga bisa dibaca: untuk kepentingan politik incumbent) bukan hal yang susah bagi Australia. Indonesia harus dua kali bahkan berkali-kali berpikir sebelum menghamburkan uang untuk warganya (dibaca sebagai dana talangan). Langkah Indonesia masih dalam tahap pembenahan supaya duit negara bisa ditabung. Persoalannya, menabung saja susah apalagi membagi! Harus diakui, kematangan berpolitik dan manajemen kepemerintahan Australia masih di atas Indonesia. Mereka telah melewati pembenahan internal sehingga bisa menabung, Indonesia (sayangnya) belum.

2 comments:

Anonymous said...

Pemerintah Australia masih perlu banyak belajar dari bangsa Indonesia. Australia belum punya pengalaman bagaimana mengatasi konflik horisontal (sara), krisis ekonomi, penanggulanagn bencana dll. Saya yakin suatu saat nanti Indonesia lebih tahan banting dari Australia. Untuk sekarang boleh lah kita belajar dari Aussie.. termasuk Bung Gustaf Noldy, good luck! Ok bos, nanti sambung lagi....(Opo Lokon)

Unknown said...

Iya... memang Australia ndak punya pengalaman namun mereka telah mempelajarinya, sehingga tak perlu mengalami. Lagipula kemungkinan pengalaman itu muncul dan meruntuhkan konsep kesejahteraan Australia kayaknya susah, kecuali Australia dijajah oleh Indonesia hehehe....