Tuesday, February 28, 2006
Catatan tiga poeloeh enam
Orpheus Island, 28 February 2006
A snake…
Barangkali alam memiliki caranya sendiri memberitahukan adanya sesuatu. Tapi kadang kita tidak menyadarinya. Dua malam lalu aku berjalan pulang ke penginapanku dari laboratorium tempat peneletianku di Orpheus Island Research Station. Jalannya gelap pekat sehingga ku putuskan membawa senter yang ku simpan di rak meja kerjaku. Namun memasuki lorong semak tiba-tiba melintas begitu dekat kelelawar, menyentakku dan menghentikan langkahku. Kelelawar itu terlalu besar, baunyapun langsung menyengat hidung. Mataku mengikuti ke mana arah kelelawar itu terbang dan lenyap. Namun, saat aku mulai melangkah lagi, kelelawar itu (atau kelelawar lainnya) tiba-tiba melintas di depanku lagi. Angin dari kepakan sayapnya begitu keras menerpa wajahku, membiusku dengan baunya yang lebih menyengat. Akupun terdiam sejenak. Terdiam saja tanpa berpikir. Dan akupun melangkah masuk ke tengah lorong yang makin pekat. Ternyata senterku yang mungil tak mampu menerangi keseluruhan jalanku. Sampai tiba-tiba, tak sampai semeter di depanku ku melihat sesuuatu yang bergerak pelan, besarnya seperti lengan tanganku dan panjang. Dia memotong jalanku dan sudah melewati setengahnya. Yang kulihat hanya bagian belakang tubuhnya. Kaget juga. Berkali-kali aku datang di pulau ini tak pernah ku melihat ular sebesar itu. Ku mengikuti jalan dan liuk tubuhnya sampai ku mendapatkan kepalanya. Yang ku kuatirkan terjadi seperti yang pernah ku alami dulu saat ku masih SMP. Ku melihat ekor ular di bawah tumpukan potongan bambu. Tanpa berpikir panjang, aku langsung menekan ekornya dengan pedang. Namun, betapa kagetnya aku ketika tiba-tiba ular itu mematok pedangku. Aku tak menyadari ternyata kepalanya berbalik ke arah ekor dan bersembunyi, barangkali ekornya dijadikan umpan. Untung aku tak menyentuhnya dengan tanganku. Berdasarkan pengalaman itu, aku lebih berhati-hati malam itu. Ku telusuri ke mana ujung badannya yang satu. Ternyata kepalanya berada jauh dari ekornya. Syukurlah, kupikir. Saat itu juga aku langsung menikmati pemandangan yang sudah sekian lama tidak ku lihat. Walaupun aku sebelumnya sempat melihat ular yang jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya. Ular yang telah menyerupai batang pohon kelapa dewasa, ular yang telah ditumbuhi lumut dan rumput kecil. Ku lihat langsung dengan mataku... bahkan (unfortunately) memakannya. Ular yang ditemukan oleh rombongan pencari emas di hutan sebelah barat kampungku, yang dipimpin ayahku, dulu... Anyway, menyesal aku tak membawa kameraku malam itu. Aku tak berniat untuk membunuhnya. Kalau toh aku berniat, aku pasti didenda karena ular itu milik Taman Nasional. Namun, untuk apa ku bunuh mereka. Mereka tak bersalah padaku atau bahkan membunuh kerabat atau keluargaku. Niatku telah terkubur dalam-dalam sejak dulu... sejak ku duduk di bangku kuliah tahun pertama. Sejak ku tahu bahwa ular itu bukanlah setan, bukan iblis! Ular itulah yang ditumpangi setan.. waktu itu. Kasihan... kenapa ular yang dipilih setan, bukan nyamuk atau laler?
Pagi ini sebelum ku lakukan aktifitas rutinku, aku ke toilet, jadwal tetap yang dilakukan hampir semua orang di muka bumi. Pas menaiki tangga toilet (maklum toiletnya di atas kayak menara suar..hihi), aku langsung membuka pintu dan melangkah masuk. Saat ku duduk akupun tertegun pada sesuatu yang mengonggok di sudut pintu. Pintu toilet memang dibuat memiliki sela yang lebar pada bagian bawahnya (ku tak tahu maksudnya apa?). Di sudut itu seekor ular kecil menggulung tubuhnya... akupun tertawa geli. Untung tidak ku tendang saat ku masuk dan sebaliknya.. untung dia tak menggigitku... Setelah menyelesaikan kerja rutin-pagiku, akupun perlahan mendekati ular itu... Eee.. dia tidur nyenyak. Dia tak menghiraukanku. Aku balik mengambil kamera dengan membuka pintu perlahan dan melewatinya. Saat ku balik, diapun masih tertidur. Ku mengambil beberapa pose tidurnya sampai dia terbangun. Dia kayaknya terganggu dengan kilauan cahaya kameraku. Akupun mengurungkan niatku untuk terus mengambil fotonya... ku balik dan memulai pekerjaan hari ini... mengoperasi kerang mutiara...
PS. Setelah ku konfirmasi dengan manager Marine Station. Ternyata kedua ular yang ku lihat (katanya) tidak berbisa...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment