Tuesday, January 24, 2006

Catatan tiga poeloeh

20 Januari 2006 Mataku perih. Ya, sejak awal musim panas di Townsville ini, mataku terbiasa dengan kaca mata hitam, pelindung mata. Sayang sekali, entah karena apa aku tak tahu lagi dimana kuletakkan kaca mataku kemarin. Townsville, di samping panas (apalagi di musim panas) juga sinar matahari yang menghujamnya sangat menyilaukan. Memang bagitu banyak keuntungan dengan menggunakan kaca mata hitam. Tanpa munafik, kuakui dengan kaca mata hitam, gerak mata tak akan terlihat. Ku kira sebagian besar orang membeli kacamata hitam disamping melindungi mata dari silaunya cahaya namun juga ”melindungi” mata yang melirak-lirik. Sayang, jarang orang mengakuinya, dipolesi dengan alasan mode, mata sakit, dll. Memang, pakai kacamata hitam adalah hak setiap orang, sih. Memakai kaca mata hitam di negeri kangguru ini adalah juga salah satu cara menghindari dari kepergoknya si pemakai bila dia memperhatikan sesuatu. Mengingat kehidupan yang serba individualis, siapa elu siapa gue, sehingga orang memiliki hak untuk tidak ditertawakan bila dia dengan sengaja atau tidak sengaja melakukan sesuatu yang ganjil. Menggunakan kaca mata hitam adalah salah satu cara mengelabui si korban. Namun dengan memakai kacamata hitam malah memperlihatkan dimensi jangkau-pandang yang lebih luas. Hal ini membuat orang menjadi waspada, waspada akan apa yang dipakai atau apa yang dilakukannya. Setidaknya denga menggunakan kaca mata hitam ”mengingatkan” sang ”lawan” untuk lebih waspada dalam bertindak dan bergaya, tetap terjaga.

No comments: