27 Desember 2005
Menghirup udara laut, walaupun amis bagi sebagian orang, namun bagaikan meneguk air kenangan dan semangat. Sama halnya dengan menghirup udara pegunungan dengan hutan basahnya. Mereka memberi kenangan sendiri. Menyenyakkan jiwa. Membuka mata hati yang redup, memeluk alam, merengkuhnya erat-erat, menyatukannya dengan tulang dan nadi. Angin laut memandu ombak untuk menyanyikan lagu alam. Gubahan yang sama sejak zaman prasejarah namun menyejukkan. Di laut, bumi dan langit bersetubuh menyatu.
No comments:
Post a Comment