Data menunjukkan bahwa 90% wakil rakyat yang menjadi caleg
adalah anggota legislatif sebelumnya. Dari data tersebut hanya sekian persen yang
benar-benar aspiratif, menyalurkan, memperjuangkan dan menegakkan kepentingan
konstituen. Sebagian besar dari data itu adalah mereka yang menggunakan
kesempatan menjadi anggota dewan untuk jalan-jalan, mengembangkan bisnis dan
(sayang sekali) menggunakan uang rakyat hmmm…
Semarak pesta demokrasi saat ini makin menggema. Namun
semarak yang ada adalah perlombaan menempelkan leaflet di berbagai tempat,
memasang bendera di mana-mana dan juga banner dan posko yang semrawutan. Bila
leaflet itu dikumpulkan dan dijadikan buku tulis, berapa juta anak sekolah yang
terbantukan dengan adanya buku gratis? Bila bendera dijadikan selimut dan baju,
berapa juta orang yang akan memiliki baju dan selimut? Dan bila banner dan
posko itu dijadikan bilik rumah, berapa ratus ribu keluarga akan mendapatkan
rumah yang layak? Sayang sekali…
KPU dan pemerintah menggaungkan kepada seluruh rakyat
Indonesia untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan pemilu tanggal 9 April. Namun
melihat kondisi ini, agaknya kita hanya akan memilih yang jelek diantara
terjelek. Tetapi, kata hati tak selalu demikian. hasil pemilu akan mengumumkan
yang terjelak dari yang jelek. So, … maaf kalau memang saya memilih pesimis, toh
yang akan terpilih kita juga sudah tahu.