Rabu, 16 Mei 2007.
Saat bekerja dengan mikrotom di lab histologi kemaren, masuklah seorang wanita langsung menuju ke ruangan kepala lab. Sayup-sayup terdengar percakapan yang langsung get to the point. Si wanita itu menanyakan tentang apa yang seharusnya dia lakukan dengan sampelnya supaya tak mempengaruhi janin yang dikandungnya. Si kepala lab meyakinkan lagi apakah dia memang hamil, dengan semangat si wanita itu mengatakan: Iya. Saat itu juga ruangan menjadi gegap gempita oleh kejutan sang kepala lab terlebih lagi dari teriakan seorang wanita yang bekerja di sampingku. Ternyata dia juga memperhatikan percakapan mereka. Sejenak si wanita yang bekerja disampingku menghentikan pekerjaanya. Buru-buru dia menuju ke wanita hamil itu. Ow, mereka temenan ternyata, kupikir bukan, soalnya dia tak mengacuhkan si wanita hamil itu saat dia masuk. Mereka berangkulan and share the happiness. Pembicaraanpun berlanjut berdasarkan atas beberapa pertanyaan seperti: gimana reaksi kekasihmu saat mengetahui kau hamil? Gimana sampai kau tahu kau hamil? Yakinkah dirimu? Kamu tes sendirikah? Sampai pada rada statement yang menggelikan:... ehh untung kau hamil sekarang, coba kau hamil saat memasuki musim panas? Mereka berduapun terkekeh meninggalkanku berguman sendirian: masuk akal juga ya?
Jam delapan malam aku pulang kantor. Maunya naik bis karena sudah gelap dan dingin, tapi aku sedih meninggalkan si kumbang sepedaku yang sudah sempat nginap semalam di parkiran sepeda. Sebetulnya bukan sedih sih, namun takut. Jangan membuka peluang yang kedua kali bagi si pencuri! Itu yang selalu berputar-putar di kepalaku. Pada saat yang bersamaan banyak bisikan di telingaku mengatakan, kamu ingin sepedamu hilang kayak si A, si B, si C, dst. Pencuri tak mengenal negara modern maupun negara berkembang! Di jalan ku bertemu temanku si wanita Taiwan yang sementara mengambil PhD di bidang nursing science. Sama seperti beberapa malam lalu, dia berjalan sendiri dengan tas (kalo boleh ku katakan koper) ditarik sepanjang jalan. Apakah ini dilakukannya setiap hari? Dia lagi hamil besar, suaminya lagi bertugas di negaranya. Iya, dia menjalani kehamilannya dari awal sampai sebesar ini tanpa ditemani siapapun. Two thumbs for you! Saat ku tegor, ekspresi wajahnya berubah seperti mendapatkan rejeki besar. Apa ini, pikirku? Dengan Tailish (Kenapa? cuman Singlish yang boleh?) diapun mengungkapkan keinginannya. Kukira dia memintaku untuk membantunya saat hari H tiba, kan aku sudah pernah mengatakannya tempo hari, just ring me if you need a help when the time comes! Ternyata bukan itu, dia memintaku mencari orang yang dia bisa sewa untuk membantunya saat dia pulang dari rumah sakit nanti. Its just for three weeks or a month, dia bilang. Singaporean lady yang berjanji padanya tempo hari tiba-tiba menarik diri. Aku menyanggupinya! Di kegelapan jalan pulang (mungkin orang ausie lagi hemat energi, kata Icha), aku senyum sendiri, aku beruntung mendapatkan cerita beruntun tentang orang yang beruntung, hari ini!