Hadiah ulang tahun
Bulan November lewat dengan cepat. Bulan Desember pun bergegas pergi. Namun pada suatu titik di bulan itu, di hari ke tujuh di awal bulan, aku merayakan ulang tahun. Tak banyak berubah di hari itu, rambutku tetap panjang. Kata orang simbol pemberontakan, sementara kusangkal itu adalah simbol kemerdekaan diri (walau kuakui juga kebenaran mereka). Dua hal di hari itu yang paling berkesan: doa Nadine dan hadiah (agaknya semua orang di dunia sering mendapatkan kesan untuk pilihan ini). Lord, please don't make him very bossy; itu doanya. Doa singkat tapi menggedor nurani. Nadine, you got me honey! Hadiah? Kudapatkan dua benda mungil yang saling mendukung: dictation recorder dari istriku dan lampu baca portabel dari Dian dan Icha. Mereka kayaknya sekongkol atau memang telah membaca tanda-tanda ketuaanku? Ku tahu, dictation recorder membantuku merekam aktivitas keseharianku tapi bukankah keberadaan alat ini juga dengan sendirinya mengumandangkan ke khalayak bahwa aku mulai pelupa? Lantas, bukankah keberadaan lampu baca juga menggambarkan bahwa mataku mulai rabun? Huhh!!... Masih tentang hadiah, hari ini Aquaculture mengabariku bahwa satu paper-ku diterima untuk dipublikasi. Hadiah dari pergelutanku di bulan bulan terakhir. Agaknya aku harus mengenyampingkan pemikiran negatif tentang dictation recorder dan lampu baca setelah mendapatkan hadiah yang ketiga ini. Mereka ternyata kuperlukan untuk menggenjot publikasi lanjutan.
Aku juga mendapatkan hadiah kaos dari Egy, sebuah kaos yang nyaman dipake dengan gambar andalanku. Thanks, Gy.
Oh ya, tulisan ini tak mengenyampingkan doa kerabat dan kawan yang juga membentuk hariku menyenangkan. Thanks guys!
No comments:
Post a Comment