Monday, May 19, 2008

Catatan seratoes empat poeloeh toejoeh

Global Warming vs Global Dimming: Ubah warna langit jadi ungu!

Sang punggawa perubahan iklim asal Australia Tim Flannery mengumandangkan ide dahsyat: Ubah warna langit menjadi ungu! Lha koq bisa? Bisa katanya, caranya adalah dengan memompa sulfur (belerang) ke arah lapisan stratosfir! Pesawat jet bisa digunakan untuk membawanya! Tegasynya. Partikel sulfur ini akan menghambat berkas sinar matahari dan memantulkannya kembali ke alam raya. It is extremely urgent! Lakukan secepatnya! Kecepatan pemanasan global ternyata lebih cepat dari yang diperkirakan Flannery tiga tahun yang lalu. Bahkan kalau tidak dilakukan sekarang 5 tahun ke depan mungkin sudah terlambat!

Kondisi ini akan mengubah keadaan bumi! Pemanasan global akan meredup akibat berkurangnya radiasi matahari atau disebut Global Dimming. Fenomena ini terekam nyata sejak terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika. Selama 3 hari keadaan sekitar menjadi panas di malam hari namun adem di siang hari. Sayang sekali Flannery tak bisa memperkirakan apa efek dari melimpahnya sulfur di atmosfir dan berubahnya langit menjadi ungu. So, kalau tidak bisa diperkirakan, lebih baik jangan. Takutnya adalah kondisi langit ungu akan mengubah sistem fotosintesis tumbuhan yang bisa saja mengakibatkan kematian massal dalam sekejap. Bila rantai pengubah energi matahari lenyap, maka rantai di bawahnyapun akan lenyap. Tak terkecuali manusia. Nah, kalau demikian mana yang lebih merusak? Global warming atau peng-ungu-an langit?

Tapi ada satu yang ku setujui dari usulannya (walaupun begitu menggelitik) yaitu: negara maju membayar petani miskin negara tropis atas usahanya memepertahankan lahan tetap hijau, lewat pembayaran langsung seperti cara pembayaran di E-bay!

Sunday, May 18, 2008

Catatan seratoes empat poeloeh enam

Menjadi golput

Seorang petinggi mengatakan: sebagai pribadi, menjadi golput adalah sah-sah saja, tapi lain lagi kalau sebagai warga negara. Tak ada yang salah dari pernyataan ini, apalagi disampaikan oleh seorang pemimpin publik, seorang bekas negarawan. Namun, apakah memang benar bila seorang warga negara menjadi golput adalah keliru? Tentu saja benar keliru! Seorang warga negara adalah seorang yang berada di bawah naungan negara. Tinggal di dalam suatu batas kewilayahan suatu negara, dan tentu saja tunduk pada hukum negara tersebut! Kalau tak tunduk? Ya, tentu saja dihukum!

Sayang sekali, banyak orang tak bisa menjawab walau mereka tahu (atau mungkin takut?), bahwa jangankan sebagai warga negara, sebagai pribadipun tak ada kemerdekaan. Dalam memilih sekalipun!

Lantas, kemanakah amanat rakyat dibawa selama ini? Dimanakah janji-janji dulu?

Anak dan bapak mendapatkan janji yang sama, tak lama lagi cucu akan mendapatkannya. Apakah itu bisa dijawab oleh pemimpin yang pernah dan sementara terpilih?

Barangkali, aku memilih untuk dihukum saja...