6 November 2007
Ada lima orang yang menarik perhatian saya di minggu terakhir ini. Empat orang bertemu muka sementara seorang lagi kutemui tanpa sepengetahuannya; aku menyusup di blog-nya (Wimar Witoelar). Keempat orang kutemui saat weekend kemaren selama perjalanan ke Cairns. Seorang yang masih muda dengan jins lusuh, tas lusuh dan ternyata adalah seorang professor di salah satu universitas di London. Kemudian seorang pemain rugby terkenal di Queensland, Darren Lockyer-sang kapten yang sementara berbulan madu ( Well, saya yang memburu dia tapi tak pernah sempat bicara). Dan di salah satu stand jualan kulit kanguru di Kuranda, saya bertemu dengan bekas dosen tamu di IKIP Singaraja. Yang meyakinkan saya adalah, dia berbahasa Indonesia dengan baik, sedikit bahasa Bali dan pengetahuannya tentang Singaraja. Orang terakhir adalah seorang kakek bernama Brad yang kami temui di Cardwell sebuah kota kecil antara Townsville-Cairns. Dia bercerita banyak tentang buaya dan budaya. Walau tak pernah ke Indonesia tapi dia mengetahui banyak bahasa Indonesia. Hari ini kutemui seorang Wimar. Ekspresinya hanya lewat kata-katanya saja, tak ada gelak dalam blognya. Kesamaan kelima orang ini adalah: mereka semua sederhana. Tampang (appearance) bisa ditutupi dengan jins belel atau apa saja tapi wawasan tidak, karena dia akan keluar lewat pancaran mata dan kata-kata.
No comments:
Post a Comment