Rabu, 25 April 2007.
Catatan tentang Anzac Day 1
Ini adalah kali yang ketiga aku melewati Anzac Day di Townsville. Namun kali ini aku betul-betul merayakannya, well maksudnya memperingatinya. Dan bukannya aku saja namun kami sekeluarga. Kata merayakan agaknya lebih cocok untuk kegiatan yang berhubungan dengan kegembiraan. Anyway, Anzac Day bisa disejajarkan dengan Hari Pahlawan Indonesia. Konon, peringatan ini awalnya memperingati kejadian saat pasukan New Zealand dan Australia (The diggers) mendarat di Gallipoli-Turki 92 tahun yang lalu, saat Perang Dunia Pertama bergejolak. Ribuan diggers mati. Akhirnya peringatan ini berkembang dengan memperingati jasa semua petugas negara yang rela berkorban demi Australia. Arti berkorban bukan hanya mereka yang gugur saja, namun mereka yang cacat sampai mereka yang hanya meninggalkan keluarga demi tugas negara. Sepertinya, peringatan ini adalah peringatan yang sangat bermakna bagi warga Australia. Betapa mereka sangat menghargai pahalawannya. Untuk pertama kali aku melihat ribuan warga Townsville, tumpah ruah di sepanjang jalan The Strand mengikuti pawai dan akhirnya mengikuti acara puncak commemoration di lapangan terbuka dengan khidmat. Semua diam dan terpaku selama lebih sejam. Khidmat! Ku pikir, ternyata ada juga acara yang bisa dilalui dengan serius selain kegiatan religius di negeri ini? Aku kecele. Sementara Hari Pahlawan di Indonesia cenderung tertutupi dengan hari peringatan kemerdekaan dan hari ABRI tanggal 5 Oktober. Kupikir, Hari Kemerdekaan pantas dirayakan, namun unjuk kebolehan tentara di hari ABRI agaknya masih kurang perkasa dibandingkan dengan ”the real fight” para tentara dan rakyat di masa lalu yang diperingati sebagai hari pahlawan? Pantas bila kita berkaca pada peristiwa ini. Istriku berceloteh: beda dengan pahlawan Australia yang menyerang Turki, pahlawan Indonesia melakukan tugas yang lebih karena mereka tak hanya melayani negara namun mempertahankannya! Ada benarnya juga ya?
No comments:
Post a Comment