Monday, April 10, 2006

Catatan lima poeloeh doea

Senin, 10 April 2006 Geli juga rasanya. Aku lebih banyak menulis bila aku berada di Orpheus. Padahal Orpheus tak berarti apa-apa dibandingkan Bunaken. Well, ku tahu cerita ini dimulai dengan logika keliru karena tak ada hubungan antara kemauan menulis dengan komparasi Orpheus dan Bunaken. Hal yang berhubungan barangkali adalah antara ketersediaan waktu dengan kemauan menulis yang klop. Tidak juga, bagaimana bila aku tak ingin menulis namun waktunya tersedia? Aku mungkin melakukan hal yang lain, dan menulis adalah daftar kesekian yang akan kulakukan. Iya, kemauan menulis memang datang saat semua faktor eksternal dan internal mendukung. Terlalu banyak yang harus digambarkan.... Apakah pernyataan ini bukankah pernyataan putus asa? Pernyataan yang tak menginginkan jawaban ataupun memang pernyataan yang lebih dari sekedar putus asa. Pernyataan asalan. Aku teringat ketika dulu aku berdoa. Saat ku tak tahu lagi apa yang akan ku minta, ku akhiri dengan ”Tuhan tahu apa yang ku maksud”. Apakah ini lambang keserakahan diriku yang meminta semuanya tanpa memberikan kesempatan orang lain meminta? Atau hanya karena permainan kata yang terdikte sebelumnya? Tak tahulah. Kembali ke Orpheus, hari ini mendung. Paginyapun menggigil. Ditemani Elena -blasteran Irish dan French-, mahasiswa antropologi dari universitas di Belfast aku datang lagi di Orpheus. Setelah kegiatan rutin yang diwariskan Hector dan well... Elena merasakannya juga, yaitu singgah ngopi dan breakfast di Brumby's-Ingham, kamipun mencapai Taylor’s beach dan dijemput The Challenger ke Orpheus. Lautnya rough, bahkan terasa di areal longline tempat ku letakkan kerang-kerangku. Tempat yang semestinya tenang kecuali badai besar. Sesampainya di Orpheus, aku langsung mengambil satu dinghy dan melanjutkan perjalanan ke longline. Hujan pagi membekukan tubuh yang hanya tidur sekitar 4 jam semalam. Longline kali ini kelihatan berbeban berat dan meliuk. Sepertinya ada tenaga besar yang baru saja merubah posisinya. Padahal si Larry (siklon Larry) kemaren tak sampai membuat dia bergeser kecuali beberapa buoys yang terbenam. Selama tiga jam aku bekerja, ditemani angin dingin yang membawa hujan. Saat itu tak ku keluhkan buoys yang tenggelam, tak ku keluhkan dinginnya angin, tak juga ku keluhkan goyangan ombak. Yang ku keluhkan, kenapa aku sendiri tanpa musik!

No comments: