Monday, August 03, 2009

Catatan seratoes lima poeloeh delapan

Setiap kali ke WC di fakultas, saya selalu terpesona dengan berbagai variasi tumpukan pasir halus, yang memanjang, meliuk walau panjangnya hanya berukuran tak lebih dari 4 cm. Dasar bak yang kebetulan sama tinggi dengan lantai, berwarna putih yang diselingi berbagai variasi bentuk lekukan gundukan pasir itu menciptakan pandangan yang menawan bagaikan motif batik di atas kain putih. Pesona ini selalu kunikmati walau dipandang seukuran tinggi saya yang hanya sedikit lebih tinggi melebihi tinggi net bulu tangkis. Dalam jarak pandang itu selalu aku bertanya-tanya, apakah gerakan massa air yang tercipta saat orang menceduk air yang menciptakan keindahan ini? Pada saat yang sama kuingat juga bagaimana pergerakan massa air di pantai berpasir yang menghasilkan keindahan dasar dengan gundukan pasir meliuk. Oww... begitu mengagumkan memang kerja air, pikirku!

Siang ini akupun ke toilet, walau hanya sekejap, kunikmati pandangan serupa di dasar bak. Selesai melakukan 'bisnis kecil', kuceduk air dalam bak dan menyiram toilet. Kuperhatikan dasar bak apakah ada pergerakan tumpukan pasir. Eureka! (meminjam istilah Archimedes) Benar! Bagian dasar bak bergerak perlahan! Asumsiku benar, pikirku! Tak sia-sia aku belajar sedimentasi, transport sedimen, dll. Tapi, hei…kenapa gerakan gundukan pasir itu aneh? kenapa dia meliuk ke atas bukan malahan berpindah? Kudekatkan kepalaku walau tanpa kusadari wajahku terkena permukaan air yang memang setinggi bak. What??? Ternyata yang bergerak adalah cacing kecil yang tinggal dalam gundukan pasir! Besarnya mirip dengan cacing kremi yang sering menggelitik (maaf) dubur saat aku kecil! Langsung kubayangkan berapa banyak orang yang menggunakan air itu untuk keperluan membilas saat 'bisnis besar'? Atau juga bisnis kecil para wanita? Tapi, tunggu dulu! Mereka tak sendiri! Di kolom air berenang dengan leluasa beberapa larva nyamuk dan di dinding ada beberapa siput kecil yang menempel bersama satu-satu binatang sesile bertubuh lunak! Ck..ck..ck…Ternyata bak sekecil itu kaya organisme juga ya? Sambil membilas wajah dengan air ledeng aku berpikir, mungkin di semester mendatang pengasuh mata kuliah Biologi Perairan boleh memikirkan untuk memilih bak WC sebagai salah lokasi praktek mahasiswa?!